Ayam Bakar Guspur-abG :

Asian Best Grilledchicken.

MENU AYAM KRIUK :

Launcing menu AYAM KRIUK di abG.

WARALABA abG :

Sebuah peluang bisnis kuliner yang akan menjadi income tambahan anda.

ABG® | Ayam Bakar Guspur

ABG® | Ayam Bakar Guspur
Dijamin Nambah...
Diberdayakan oleh Blogger.

Info Kemitraan

Info Kemitraan
Pengin Punya Warung Makan Anti Ribet & dengan Lock Profite..?

Selamat datang di ABG

Datang ke Batam,alangkah tanpa kesan bila tidak mencoba mencicipi Ayam Kriuk...?
Satu outlet kami ,hanya 5 menit dari Bandara Hang Nadhiem..
Ruko Paradise Blok B no 1 Taman Raya - Depan TARAS (Taman Raya Square) Belian Batam Center Telpon 0778 7878 456
Outlet lain ada di MEGA KRIUK LEGENDA-Area pasar ,depan panggung Mega Legenda Batam
Kami tunggu kehadiran anda

TOTAL PENGUNJUNG AYAM KRIUK

FROM THE BLOG +

PROFIL GUS PUR -PEMILIK WARALABA AYAM KRIUK

Senin, 21 Februari 2011
BUKAN STORY SUKSES
.......TAPI STORY BANGKIT


GUS PUR BERSAMA ANAKNYA BALDA AUFAR ATTUROTS




Agar Tenar, Teh Obeng Diberi Nama ”Sumanto”


Gus Pur, Pemilik Waralaba Ayam Kriuk
Judul di atas bukan salah ketik. Begitulah Bagus Purwanto menyebut Tanjungpinang dengan "TANJUNG PANIANG"sebelum ia pindah ke Batam tahun 2006 silam. Memulai usaha di Tanjungpinang sebagai pedagang cabai ternyata bukan untung didapat, melainkan buntung.
NURALI MAHMUDI,TANJUNG PINANG POS,17-02-2011
Tanjungpinang



Bisnisnya waktu itu mengambil cabai dari Tanjungpinang dibawa ke Batam. Persaingan antar pedagang akhirnya membuatnya tersisih. Entah mengapa cabai yang sudah dipesan di Tanjungpinang ternyata tak juga datang di Batam. Ketika dicek ke Tanjungpinang, barang dagangannya busuk di dalam karung. Modal yang dipakainya pun habis tak tersisa.
“Waktu itu saya sama istri benar-benar pening. Akhirnya memutuskan hijrah ke Batam. Berharap ada harapan baru di sana,” katanya kepada Tanjungpinang Pos, beberapa waktu lalu saat berkunjung ke Tanjungpinang bersama sahabatnya Jubron Fahiro.

Di Batam, dengan modal ala kadarnya perantau asal Solo, Jawa Tengah ini bekerja bahu-membahu bersama sang istri. Ia memilih makanan. Tempat pertamanya ialah warung tenda kecil di dekat Perumahan Dotamana, Batam Center. Kegagalannya sewaktu bisnis cabai menimbulkan semangat untuk sukses. Ia belajar kepada orang-orang yang dianggapnya bisa membantu. Ketika bisnisnya baru tumbuh, ada kabar tempatnya akan digusur.
Tetapi itu tak membuat Gus Pur, begitu panggilan akrabnya patah semangat. Yang bisa dikerjakan hari itu dikerjakan, besok pasti ada jalan keluar, prinsipnya. Sejak awal ia sudah berpikir panjang, saat pedagang makanan sejenis bertabaran di sudut Batam. Jika biasanya warung tenda memasang merek Cak, Mas, Gus Pur dengan percaya diri membandrolnya dengan Gus Pur lengkapnya Ayam Kriuk Gus Pur.
“Awalnya ya sederhana saja, kesannya kok lebih bagus. Kalau Cak atau Mas sudah banyak, biar terkesan ningrat, padahal nama saya kan memang ada Gus-nya, kan?” kata Gus Pur tertawa.
Jurus yang jitu, pola pikir yang maju. Warung tendanya berkembang. Awal tahun 2008, pindah ke kios Taman Raya karena tendanya di tempat lama sudah tidak muat lagi. Kepada pelanggannya Gus Pur mengenalkan sambal ayam gorengnya sebagai cita rasa keraton.

Yang unik, teh obengnya diberi nama Sumanto. Padahal waktu itu Sumanto menjadi buah bibir karena menjadi manusia Indonesia pertama yang ketahuan makan daging mayat manusia.
“Harapan saya rasa teh obeng Gus Pur setenar Sumanto,” katanya. Nyleneh memang Gus Pur.
Ayak Goreng Kriuk Gus Pur maju pesat. Tahun 2009 mendapatkan hak paten dari HAKI. Ikon usahanya juga dibuat senyleneh mungkin, berupa seekor ayam berbaju batik dan berkacamata yang genit dan ganjen diapit Raja Ayam. Dan ini salah satu daya tarik, karena anak-anak yang lewat suka menunjuk-nunjuk gambar tersebut.
Soal rasa menjadi jaminan Gus Pur. Terbukti ia berani meminta Sisca Susanto, Ketua Asosiasi Franchise, Penulis Best Seller Boga, Peraih Record MURI, bintang iklan produk Boga serta memiliki jam terbang tinggi untuk pelatihan masak di tanah air sebagai konsultas rasa di restorannya.
Dengan empat gerai, tiga di antaranya membeli waralaba darinya, Gus Pur ingin kembali masuk ke Tanjungpinang. “Sudahlah, yang pening pening itu masa lalu. Semoga ke depan tetaplah Tanjungpinang yang sekarang Ibu Kota Provinsi Kepri,” sambungnya.
Seperti dicantumkan di website-nya, Gus Pur menggaransi pembeli waralaba usahanya akan mendapatkan kembali modalnya dalam tujuh bulan yang dapat dinalar dengan kalkulasi biaya dan pendapatan yang rasional.
“Boleh bincang-bincang dulu kok dengan saya, intinya kami menawarkan kemitraan yang sederhana dan tidak berbelit-belit,” jelasnya.***

Posting Komentar

Preview Rudi Chaerudin

Another Templates

matur suwun

YUK BISNIS AYAM KRIUK